Lain dari pada itu ada pula yang harus kita ingatkan, ialah umur bulan dalam tahun Je dan Dal. Mulai tahun 1547 (churup Jamngiah) hingga tahun 1674 (akan ganti churup Kamsiah), tahun Je belim dijadikan tahun Kabisat, masih jadi tahun wastu. Umurnya bulan tidak berganti-ganti 30 dengan 29 hari, akan tetapi : 30, 30, 29, 29, 29, 29, 30, 29, 30, 29, 30, 30 hari.
Sejak churup Kamsiah, tahun Je baru dijadikan tahun Kabisat. Sebab demikian, agar tanggal 12 Mulud dalam tahun Dal (grebeg Mulud) jatuh pada hari Senin Pon.
Adapun tahun Dal dalam churup Jamngiah (1547-1674) dijadikan tahun Kabisat. Akan tetapi mulai churup Kamsiah (1677-1748) tahun Dal lalu dijadikan tahun Wastu. Mulai churup Arbangiah (1749) umur bulan dalam tahun itu dirobah lagi, tidak berganti-ganti 30 dengan 29 hari, akan tetapi : 30, 30, 29, 29, 29, 29, 30, 29, 30, 29, 30, 30 hari
Mulai churup Salasiah (1867), menurut perhitungan, tanggal 12 Mulud dalam tahun Dal sudah tidak jatuh pada hari Senin Pon.
Untuk mengetahui nama tahun itu, ialah : jika tanggal 1 Sura jatuh pada hari:
Jumat, dinamakan tahun : Sukraminangkara (tahun udang). Wataknya : sedikit hujan.
Sabtu, dinamakan tahun : Tumpak-maenda (tahun kambing). Wataknya : sedikit hujan.
Ahad, dinamakan tahun : Ditekalaba (tahun kalabang). Wataknya : sedikit hujan.
|
Senin, dinamakan tahun : Somawertija (tahun cacing). Wataknya : sedikit hujan.
Selasa, dinamakan : Anggarawrestija (tahun kodok). Wataknya : banyak hujan.
Rabu, dinamakan : Buda-wiseba (tahun kerbau). Wataknya : banyak hujan.
Kamis, dinamakan : Respati-mituna (tahun mimi). Wataknya : banyak hujan. |
Nama tahun Jawa itu kecuali seperti yang tersebut di atas, masih ada namanya lain. Nama tahun seperti yang tersebut dibawah ini adalah untuk mengetahui banyak sedikitnya hujan dalam tahun itu.